Minyak diesel, yang juga dikenal sebagai solar di beberapa negara, adalah jenis bahan bakar cair yang umumnya digunakan dalam mesin diesel. Minyak diesel biasanya berasal dari fraksi minyak bumi yang lebih berat dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada bahan bakar bensin.
Pengertian Minyak Diesel (Solar)
Diesel merupakan produk hasil pemanasan minyak bumi pada rentang suhu antara 250 hingga 340 derajat Celsius, dan digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel. Pada suhu tersebut, diesel tidak menguap dan bagian-bagian lain dari minyak bumi akan terangkat ke atas untuk diolah kembali. Secara umum, diesel mengandung belerang dengan tingkat kandungan yang relatif tinggi. Kualitas dari minyak solar diukur dengan menggunakan bilangan setana.
Bilangan setana adalah indikator seberapa mudah suatu bahan bakar dapat menyala atau terbakar di dalam mesin diesel. Semakin tinggi angka setananya, semakin baik kemampuan bahan bakar tersebut untuk menyala dengan cepat dan efisien dalam mesin. Oleh karena itu, angka setana menjadi parameter penting dalam menilai kualitas minyak diesel, memastikan kinerja yang optimal dan efisiensi dalam penggunaan sebagai bahan bakar.
Beberapa karakteristik utama minyak diesel melibatkan viskositas yang lebih tinggi dan energi yang lebih tinggi per satuan volume dibandingkan bahan bakar bensin. Minyak diesel digunakan secara luas dalam berbagai kendaraan dan mesin, termasuk truk, kapal, kereta api, dan mesin industri. Mesin diesel, yang dirancang khusus untuk menggunakan minyak diesel sebagai bahan bakar, biasanya lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar dan tahan lama dibandingkan dengan mesin bensin.
Minyak diesel juga dijual dalam beberapa kategori atau grade, seperti solar industri dan solar rumahan, yang memiliki perbedaan dalam komposisi dan kegunaannya. Perbedaan ini biasanya ditentukan oleh standar dan regulasi yang berlaku di suatu wilayah atau negara.
Karakteristik Minyak Diesel (Solar)
- Tidak bewarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau.
- Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
- Mempunyai titik nyala tinggi (40o โ 100oC).
- Terbakar spontan pada 350oC, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500oC.
- Mempunyai berat jenis 0,82 โ 0,86.
- Menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg).
- Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding bensin.
Jenis-jenis Minyak Diesel (Solar)
Bahan bakar diesel memiliki berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan kekentalan, jumlah cetane, dan lainnya. Meskipun memiliki perbedaan, struktur utama pada diesel tetap sama. Berikut adalah beberapa jenis bahan bakar diesel:
- High Speed Diesel (HSD) HSD digunakan pada mesin diesel dengan performa cetane number sekitar 45. Biasanya, mesin yang menggunakan HSD termasuk yang menggunakan sistem injeksi pompa dan elektronik injeksi. Digunakan pada kendaraan bermotor dan peralatan industri.
- Marine Fuel Oil (MFO) MFO dihasilkan dari pengolahan minyak berat (residu) dan memiliki kekentalan yang lebih tinggi. Biasa digunakan sebagai bahan bakar langsung pada mesin diesel industri dengan kecepatan proses yang rendah.
- Minyak Bakar Sama dengan MFO, digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas, misalnya pada furnace dalam proses pemanasan minyak mentah.
- Industrial Diesel Oil (IDO) Dihasilkan dari penyulingan minyak mentah pada suhu rendah, memiliki kandungan sulfur yang rendah sehingga cocok untuk Medium Speed Diesel Engine.
- Biodiesel Bahan bakar yang baik sebagai pengganti solar, berasal dari minyak nabati atau hewani. Ramah lingkungan dan memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar.
- Diesel Performance Tinggi Diesel dengan kualitas lebih tinggi, telah ditingkatkan dari segi cetane number dan mengurangi kandungan sulfur. Cocok untuk mesin diesel dengan sistem injeksi common rail dan memenuhi standar gas buang EURO 2.