Saya akan memulai dengan mengeksplorasi konsep “fetisisme komoditi” yang dibahas oleh seorang teman. Dalam garis besar, konsep ini mengartikan bahwa segala sesuatu yang memiliki nilai guna atau nilai tukar (komoditi) seringkali dianggap secara tidak sadar sebagai sesuatu yang gaib atau datang dari atas langit, tanpa memahami adanya relasi yang terhubung, yang membuat suatu komoditas hadir di hadapan kita. Misalnya, patung hadir karena adanya relasi kerja antara pematung, bahan, dan alat kerja yang digunakan. Begitu juga dengan kopi, hadirnya kopi yang dapat kita minum karena adanya relasi kerja antara petani kopi dengan terik matahari dan hubungannya dengan pemilik perkebunan kopi.
Berbicara mengenai BBM, yang selama ini menjadi elemen penting dalam kegiatan sehari-hari kita, seperti berkendara motor untuk bekerja, sekolah, atau bahkan bersenang-senang dengan pasangan. Bahkan mobil mewah yang harganya sulit dibayangkan oleh saya dapat berjalan karena adanya BBM. Bagaimana jika BBM atau BBG tidak tersedia? Bayangkan saja, bagaimana proses mudik tanpa ketersediaan BBM?
Melalui pengalaman pribadi, saya menyadari betapa pentingnya BBM dalam mobilitas kita. Perjalanan naik motor dari Banten ke Jogja dan kembali, melewati begitu banyak pom bensin, melibatkan berbagai jenis kendaraan, dari kendaraan pribadi hingga transportasi umum, bahkan transportasi distribusi barang. Hal ini menunjukkan kontribusi besar BBM dalam menghidupi berbagai kegiatan di berbagai sudut daerah, serta sumbangsihnya dalam menggerakkan roda ekonomi di berbagai wilayah.
Bagaimana jika kita bayangkan BBM tak terdistribusi ?
Dalam rantai distribusi BBM ke seluruh penjuru Indonesia, terdapat relasi kerja yang terlibat, khususnya dengan peran supir mobil tangki. Mereka harus berjuang setiap hari, sering jauh dari rumah, dan menghadapi resiko tinggi serta bahaya kebakaran. Para supir ini bekerja siang dan malam, dengan kekonsentrasian tinggi, dan seringkali harus mengendarai kendaraan dalam kondisi yang sulit di malam hari. Upaya mereka yang sungguh-sungguh dalam mendistribusikan BBM adalah kontribusi besar untuk memutar roda ekonomi, walaupun seringkali dengan beban kerja yang berat, bekerja 12 jam atau bahkan lebih, tanpa henti, demi memastikan kebutuhan energi terpenuhi di berbagai penjuru.