Agar proses pembakaran dapat berlangsung dengan sempurna, penting untuk menjaga perbandingan yang baik antara jumlah bahan bakar dan udara. Cara memasukkannya harus sesuai dengan sistem yang digunakan.
Minyak perlu dipanaskan hingga mencapai suhu sebelum titik nyala, umumnya maksimum sekitar 100°C, sementara udara dipanaskan hingga sekitar 180°C sampai 200°C. Pembakaran di dalam dapur melibatkan proses kimia di mana setiap unsur dari minyak mengalami proses pembakaran dengan kecepatan yang berbeda.
Zat air (H2) terbakar dengan sangat cepat dan tidak meninggalkan bekas, sementara pembakaran zat arang lebih lambat dan dapat meninggalkan sisa-sisa dalam bentuk bahan padat yang disebut lengas. Pemanasan bahan bakar untuk mencapai pembakaran sempurna pada ketel uap di kapal SS. Golar Mazo biasanya dilakukan pada suhu antara 70°C sampai 80°C.
Agar diperoleh bahan bakar yang siap pakai serta layak untuk menunjang terjadinya proses pembakaran maka ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan yaitu :
Daftar Isi
Minyak opak harus bersih dari segala kotoran yang sifatnya padat atau cair
Bahan bakar yang diterima dari bunker bukanlah bahan bakar murni; masih terdapat unsur-unsur tertentu, seperti air dan kotoran, yang berasal dari pabrik pengolahan minyak sebelum mencapai kapal. Media penampung dan pipa yang dilalui tidak dapat menjamin kebersihan total dari kotoran, termasuk karat, lumpur, dan air yang ada dalam tangki atau pipa. Oleh karena itu, unsur-unsur tersebut dapat ikut terbawa dalam proses pemindahan atau transfer minyak, menyebabkan minyak menjadi terkontaminasi. Untuk senantiasa bahan bakar menjadi bersih maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Penceratan terhadap tangki penampungan bahan bakar.
Melakukan pembersihan atau penceratan pada tangki penampungan bahan bakar sebaiknya dilakukan sesering mungkin untuk mengeluarkan endapan lumpur yang terdapat dalam tangki. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mencegah pengerasan lumpur yang mungkin terjadi di dalam tangki. Dengan melakukan penceratan secara berkala, dapat mencegah bercampurnya minyak dengan lumpur yang mengendap di dalam tangki apabila terjadi goyangan pada kapal. Praktik ini bertujuan untuk menjaga kualitas bahan bakar dan mencegah potensi kerusakan pada sistem bahan bakar kapal.
Pembersihan filter
Membersihkan filter adalah tindakan penting yang perlu dilakukan secara rutin. Sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa, proses penyaringan melalui filter sangat krusial. Saringan yang bersih tidak hanya memastikan kualitas bahan bakar yang lebih baik, tetapi juga meminimalkan potensi pengaruh negatif terhadap tekanan dari pompa. Dengan menjaga kebersihan filter, kita dapat memastikan kelancaran proses penyaringan dan kinerja optimal dari sistem bahan bakar.
Purifikasi bahan bakar
Purifikasi bahan bakar merupakan langkah yang sangat krusial. Namun, pada kapal di mana saya melakukan praktek laut, sistem pipa bahan bakar boiler tidak melibatkan proses purifikasi melalui media purifier. Sebaliknya, bahan bakar langsung mengalir dari tangki settling ke pompa pembakaran.
Perlu diingat bahwa bahan bakar yang digunakan di kapal, yaitu HFO (Heavy Fuel Oil), memiliki viskositas kurang dari 60 detik Redwood 1/100°F. Minyak ini cenderung memiliki kadar belerang yang tinggi, berkisar antara 1,5 hingga 4%, serta mengandung endapan residu hingga 14%, termasuk pasir besi, lumpur, garam, dan komponen lainnya. Oleh karena itu, penggunaan HFO memerlukan kehati-hatian ekstra, dan untuk membersihkannya disarankan menggunakan separator atau purifier agar jumlah endapan dapat dikurangi.
Minyak harus dipanasi dahulu sampai suhu tertentu
Oleh karena itu dalam tangki bahan bakar selalu ada media pemanas baik itu pada tangki double bottom maupun pada tangki settling dan tangki service. Begitu pula pada instalasi bahan bakar selalu dilengkapi dengan peralatan heater yang mana jumlah panas yang diberikan pada bahan bakar tersebut diatur dengan sebuah alat regulator.
Adapun jenis heater yang digunakan di atas kapal adalah heater dengan media steam yang dialirkan melalui pipa kapiler yang ada pada heater. Adapun tujuan pemanasan minyak tersebut adalah sebagai berikut :
- Proses keluarnya gas-gas dan penguapan dari bagian-bagian minyak bisa berlangsung dengan cepat dalam dapur .
- Minyak pada saat meninggalkan mulut nozzle bisa mempunyai kecepatan yang cukup dan dalam keadaan melayang bisa terbakar dan tidak akan mengenai bagian-bagian dinding dapur.
- Bahan udara yang masuk juga mempunyai kecepatan yang cukup dan mempunyai cara pencampuran dengan bahan bakar yang baik sehingga tiap bagian dari minyak bertemu sejumlah udara yang bisa menjamin terjadinya pembakaran merata.
- Minyak supaya menjadi cair sehingga dapat dengan mudah dibersihkan dari kotoran-kotoran atau air.
- Dengan suhu yang tepat, minyak dengan mudah dapat dipompakan sampai ke pembakar atau burner dan oleh karena viskositas yang sudah rendah maka pengabutan minyak akan berjalan dengan mudah dan segera dapat dibakar. Jika pemanasan melampaui titik nyala maka akan timbul kesukaran dalam perjalanan ke pembakar atau waktu pembakaran.
Pemanasan bahan bakar HFO sebaiknya tidak melebihi 100°C, karena pada suhu tersebut, air yang terkandung dalam HFO dapat menguap dan menyebabkan bahan bakar membuih. Hal ini perlu dihindari untuk mencegah potensi kebakaran atau pengarangan pada HFO.
Pertahankan suhu di bawah titik nyala bahan bakar untuk mencegah risiko tersebut. Selain itu, pemanasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan proses cracking, yang akan mengakibatkan endapan aspal dalam bahan bakar.