Refinery bisa di sebut juga pemurnian atau kilang adalah proses mengubah minyak mentah menjadi berbagai produk siap pakai seperti bensin, solar, dan lain-lain, atau menjadi bahan dasar untuk industri minyak. Jadi, dari satu bahan mentah, kita bisa dapatkan banyak produk berguna untuk kehidupan sehari-hari dan industri!
Di dunia industri perminyakan, kita sering mendengar tentang kilang minyak, atau yang dalam bahasa teknis disebut refinery. Bagi kebanyakan orang, kilang minyak lebih dikenal sebagai tempat atau lokasi, padahal sebenarnya, istilah ini merujuk pada proses pemurnian minyak mentah menjadi berbagai produk siap pakai, seperti bensin atau diesel, serta bahan baku untuk industri lainnya.
Kilang minyak memegang peranan krusial dalam industri perminyakan. Tanpa proses pemurnian ini, minyak mentah yang kita keluarkan dari dalam bumi tak akan banyak berguna. Proses pemurnian ini mengubah minyak mentah menjadi aneka produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita dalami lebih jauh tentang refinery, bagaimana prosesnya berlangsung, dan dimana saja kita bisa menemukan kilang minyak di Indonesia. Informasi ini diharapkan bisa memberi Anda pengetahuan lebih tentang bagaimana minyak mentah bertransformasi menjadi berbagai produk penting yang mendukung berbagai aspek kehidupan kita.
Daftar Isi
Apa Itu Refinery?
Hilir pada sektor industri minyak dan gas, refinery, atau proses pemurnian, memainkan peran yang sangat penting. Fasilitas kilang minyak dirancang secara kompleks, lengkap dengan berbagai peralatan pemrosesan canggih dan fasilitas penunjang. Tidak heran, membangun kilang minyak memerlukan investasi yang tidak sedikit.
Dalam proses pemurnian ini, minyak mentah atau crude oil diolah menjadi berbagai produk petroleum yang kita kenal sehari-hari, dan juga produk lain yang menjadi bahan baku penting di industri minyak.
Tujuan dari pemurnian minyak bumi adalah untuk menghasilkan produk yang siap pakai, baik itu bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan diesel, maupun produk non-BBM yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kilang minyak, dengan proses pemurniannya, memegang peranan penting dalam transformasi minyak mentah menjadi berbagai produk berguna.
Minyak mentah yang diproses bisa berasal dari dua jenis utama: minyak mentah ringan, yang memiliki kandungan logam dan sulfur rendah, dan minyak mentah berat, yang sebaliknya, kaya akan logam dan sulfur.
Hasil dari proses pemurnian ini sangat beragam, meliputi bensin, minyak tanah, Liquified Petroleum Gas (LPG), minyak distilat, minyak residu, kokas, aspal, berbagai bahan kimia pelarut, minyak pelumas, minyak nafta, bahan bakar diesel, dan avtur. Setiap produk memiliki peran dan aplikasi penting dalam kehidupan kita sehari-hari, menjadikan proses pemurnian ini kunci dalam industri minyak dan gas.
Proses Refinery (Proses Pemurnian Minyak Proses Pemurnian Minyak )
Minyak mentah, yang baru saja diambil dari perut bumi, belum siap untuk digunakan. Agar bisa bermanfaat bagi kita, ia perlu diolah terlebih dahulu di dalam sebuah kilang minyak. Proses ini diperlukan karena minyak mentah mengandung berbagai komponen kompleks, seperti alkana, sebagian kecil alkena dan alkuna, siklo-alkana, senyawa aromatik, dan beberapa unsur anorganik lainnya.
Untuk bisa memanfaatkan semua itu, minyak mentah harus menjalani proses distilasi bertingkat, yaitu teknik pemisahan yang memanfaatkan perbedaan titik didih dari setiap komponen. Dengan kata lain, setiap bagian dari minyak mentah dipisahkan berdasarkan seberapa cepat atau lambatnya mereka menguap. Beberapa hasil distilasi ini mungkin sudah siap pakai, tapi banyak juga yang perlu diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk akhir yang kita inginkan.
Pemurnian minyak di kilang melibatkan beberapa tahapan utama. Mari kita bahas lebih lanjut apa saja proses tersebut.
Proses Distilasi
Distilasi adalah tahap utama dalam memisahkan komponen-komponen yang berbeda dalam minyak mentah, dan ini semua terjadi berkat perbedaan titik didih mereka. Proses ini dibagi menjadi dua jenis utama: distilasi atmosferik dan distilasi vakum, yang keduanya berlangsung di dalam kolom distilasi yang dirancang khusus.
Dalam tahap distilasi ini, minyak mentah dibagi menjadi lima bagian utama atau ‘fraksi’ berdasarkan titik didihnya. Mari kita lihat apa saja fraksi-fraksi tersebut:
- Fraksi Pertama: Ini menghasilkan gas yang kemudian diolah menjadi Liquefied Petroleum Gas (LPG), yang kita kenal sebagai gas elpiji.
- Fraksi Kedua: Menghasilkan nafta atau gas bumi, yang tidak bisa langsung digunakan. Nafta ini harus diproses lebih lanjut untuk diubah menjadi bensin atau bahan kimia petrokimia lainnya.
- Fraksi Ketiga: Berisi minyak tanah (kerosin) dan avtur, yang digunakan sebagai bahan bakar pesawat.
- Fraksi Keempat: Ini adalah sumber dari diesel atau bahan bakar mesin diesel, yang sangat penting untuk transportasi dan industri.
- Fraksi Terakhir: Menghasilkan residu, yang merupakan hidrokarbon berantai panjang dan bisa diolah menjadi berbagai produk seperti lilin dan aspal, atau senyawa karbon lainnya melalui proses lebih lanjut di unit proses yang berbeda.
Dengan memahami proses distilasi ini, kita bisa menghargai bagaimana minyak mentah yang awalnya tampak tidak berguna bisa diubah menjadi berbagai produk penting yang mendukung kehidupan sehari-hari kita.
Proses Cracking
Cracking, atau dikenal juga dengan istilah pyrolysis, adalah teknik memecah molekul hidrokarbon besar menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan katalis (bahan yang mempercepat reaksi tanpa terkonsumsi) atau dengan pemanasan. Bayangkan kamu membagi sepotong roti besar menjadi beberapa potong kecil agar lebih mudah dimakan; cracking kurang lebih seperti itu, tapi dengan molekul!
Ketika hidrokarbon jenis parafin dipanaskan dengan suhu tinggi, mereka ‘pecah’ menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil, dan seringkali salah satu dari fragmen tersebut adalah kelompok molekul yang disebut olefin. Olefin ini sangat berguna dan sering dijadikan bahan baku dalam industri kimia.
Proses cracking ini memerlukan energi yang cukup besar dan merupakan reaksi yang menyerap energi, atau dalam bahasa kimia disebut dengan reaksi endotermik. Artinya, untuk memecahkan ikatan dalam molekul hidrokarbon, kamu perlu menyediakan energi dari luar.
Ada beberapa cara untuk melakukan cracking:
- Cracking termal murni: Hanya menggunakan panas tanpa bantuan katalis.
- Cracking termal dengan katalisator: Menggunakan panas dan katalis untuk mempercepat reaksi.
- Cracking dengan chloride-aluminium (AlCl3): Sebuah metode spesifik yang menggunakan AlCl3 sebagai katalis untuk membantu memecah molekul hidrokarbon.
Dengan cracking, kita bisa mendapatkan berbagai produk yang lebih kecil dan berguna dari molekul hidrokarbon besar yang tidak terlalu berguna dalam keadaan aslinya. Ini merupakan salah satu proses kunci dalam industri kimia dan pengolahan minyak bumi.
Proses Treatment
Dalam proses treatment, fraksi-fraksi hidrokarbon dibersihkan dan disiapkan agar siap untuk tahap selanjutnya dalam proses pemrosesan. Ini termasuk membuang kotoran atau zat-zat tak diinginkan lainnya dari fraksi hidrokarbon dan mengoptimalkan kondisinya untuk pengolahan selanjutnya.
Tujuan utama dari proses treatment ini adalah untuk memastikan bahwa fraksi hidrokarbon siap untuk diolah menjadi produk akhir yang memiliki kualitas tinggi dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan mempersiapkan fraksi hidrokarbon dengan baik dalam proses treatment, kita dapat menghasilkan produk akhir yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pasar dengan baik.
Formulasi dan Blending
Unit proses keempat ini melibatkan dua tahapan utama, yaitu formulasi dan blending. Proses formulasi dan blending merupakan langkah kunci dalam menciptakan produk akhir dengan spesifikasi yang diinginkan.
Proses formulasi melibatkan pencampuran berbagai fraksi hidrokarbon yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setiap fraksi memiliki karakteristik unik yang ketika dicampurkan secara tepat, akan menciptakan komposisi yang sesuai dengan tujuan akhir produksi.
Sementara itu, blending merupakan proses pencampuran bahan aditif ke dalam campuran fraksi hidrokarbon. Bahan aditif ini dapat berupa zat tambahan yang meningkatkan kualitas atau kinerja produk, seperti meningkatkan oktan pada bensin atau menambahkan sifat pelumasan pada oli mesin.
Dengan menjalankan proses formulasi dan blending secara hati-hati, kita dapat menciptakan produk akhir yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan serta memenuhi kebutuhan pasar dengan baik.
Daftar Refinery Unit (RU) di Indonesia
- Pangkalan Brandan dengan kapasitas terpasang 5ribu bbl/day (nonaktif)
- Dumai dengan kapasitas terpasang 170ribu bbl/day (aktif)
- Musi dengan kapasitas terpasang 130ribu bbl/day (aktif)
- Cilacap dengan kapasitas terpasang 384ribu bbl/day (aktif)
- Balikpapan dengan kapasitas terpasang 260ribu bbl/day (aktif)
- Balongan dengan kapasitas terpasang 184ribu bbl/day (aktif)
- Kasim dengan kapasitas terpasang 10ribu bbl/day (aktif)
Fasilitas operasi kilang minyak Indonesia cukup bervariasi. Fasilitas yang ada antara satu refinery unit dengan refinery unit yang lain berbeda-beda, bergantung juga dengan hasil olahan yang dibuat.
Selain menghasilkan bahan bakar minyak (BBM), refinery unit juga menghasilkan non bahan bakar minyak (non BBM) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Jangan ragu untuk menjadikan PT SHA Solo sebagai mitra Anda dalam memenuhi kebutuhan BBM Solar Industri. Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan dapatkan solusi terbaik untuk kebutuhan bahan bakar industri Anda.
Kami siap melayani Anda dengan sepenuh hati!