Pernah dengar tentang barel? Kalau kamu sering mengikuti kabar industri perminyakan, pasti istilah ini bukan hal baru. Barel itu semacam ‘bahasa’ umum yang dipakai untuk urusan jual beli minyak. Biasanya, barel ini diubah jadi liter saat kita ngomongin soal membeli atau menjual minyak. Tapi, apa sih sebenarnya barel itu? Dan kenapa sih istilah ini jadi begitu populer di dunia perminyakan? Yuk, kita pelajari bersama lebih lanjut dalam artikel ini!
Daftar Isi
Apa itu Barel ?
Barel itu apa, sih? Nah, barel adalah cara kita mengukur volume cairan, khususnya di dunia perminyakan. Bayangkan, satu barel itu sama dengan 159 liter, atau kalau di Amerika, sekitar 42 galon. Kenapa sih barel jadi penting banget di industri minyak dan gas? Karena barel jadi standar saat mereka laporin berapa banyak minyak atau gas yang berhasil mereka produksi. Tapi, barel itu nggak cuma tentang volume. Lebih dari itu, barel juga erat kaitannya dengan pengukuran energi. Menarik, kan?
Kalau kamu sering ngikutin berita pasar, terutama yang berkaitan dengan sektor minyak dan gas, pasti kamu udah gak asing lagi sama istilah ‘barel’. Bicara soal harga barel itu kayak nggak ada habisnya di update-update berita pasar.
Tapi, tau nggak sih, barel itu nggak cuma penting di dunia minyak dan gas aja. Barel juga punya peran di tempat lain, lho. Misalnya, ada yang namanya ‘barel kering’ buat bahan yang bukan cair, dan ‘barel cairan’ yang dipakai buat nyimpen bir di Inggris dan Amerika Serikat, plus banyak lagi contoh lainnya. Seru, kan, gimana barel itu bisa jadi bagian dari berbagai hal di sekitar kita?
Satuan Barel dalam Industri Minyak
Seperti yang kita bahas tadi, barel masih jadi bintang dalam pasar minyak internasional, ya, buat aktivitas jual beli. Gak cuma diubah ke liter, tapi juga bisa dikonversi ke mata uang, kayak dolar Amerika Serikat, misalnya. Plus, kita juga udah cerita bahwa perusahaan-perusahaan minyak pakai satuan ini buat laporin berapa banyak minyak yang mereka produksi.
Nah, perusahaan-perusahaan yang masuk bursa saham Amerika itu laporin hasil produksi mereka pake satuan volume, ada yang namanya unit bbl (singkatan dari satu barel), kbbl, Mbbl (yang artinya satu kilobarel atau seribu barel), sampe MMbbl (yang artinya satu juta barel). Tapi, meski ini udah jadi standar, ada sedikit ruang konflik atau perdebatan nih, soal penggunaan satuan ini. Soalnya, kalau kita lihat dari sistem satuan internasional atau SI, ‘M’ itu seharusnya berarti ‘mega’, yang artinya satu juta. Tapi, karena tradisi ini udah lama banget dan akronim-akronim barel ini dipertahankan sebagai warisan dari angka Romawi dan bahasa Latin, ya jadinya tetap dipakai sampai sekarang. Menarik ya, gimana sebuah tradisi bisa bertahan dan tetap relevan dalam dunia yang terus berubah.
Di Amerika Serikat, biasanya satuan volume untuk melaporkan produksi minyak menggunakan barel, tetapi di Kanada dan banyak negara lain, satuan yang lebih umum digunakan adalah meter kubik (m^3). Meter kubik dipilih karena merupakan bagian dari sistem satuan internasional yang lebih umum dikenal dan standar. Meskipun begitu, ketika berbicara tentang ekspor, banyak negara tetap menggunakan barel sebagai satuan standar. Konversinya, 1 meter kubik setara dengan sekitar 6.3 barel minyak.
Di Eropa, pelaporan produksi minyak lebih sering dilakukan dalam satuan massa, seperti ton. Hal ini karena minyak bumi memiliki berbagai jenis dan densitas yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk melakukan konversi langsung antara massa dan volume.
Menurut perhitungan yang dilakukan oleh Reading & Learning, pada tahun 2017, 1 liter minyak jika dikonversikan ke rupiah menghasilkan sekitar 4.500. Jika kita mengonversi ke dalam satuan barel, maka 1 barel setara dengan 715.500 rupiah.
Akurasi Penggunaan Satuan Barel
Ketika digunakan sebagai satuan volume, 1 barel setara dengan 42 galon Amerika Serikat, yang memudahkan konversi ke satuan volume lainnya. Pada tahun 1893, 1 galon Amerika Serikat setara dengan 3.8 liter, sehingga volume 1 barel adalah sekitar 159 liter ketika dibulatkan.
Industri perminyakan biasanya mengikuti definisi dari American Petroleum Institute (API), di mana standar barel minyak sering diartikan sebagai jumlah minyak yang, pada tekanan 14.7 pon per inci persegi (101.4 kPa) dan suhu 60โ, akan menempati tepat 1 barel. Namun, volume barel minyak bisa berbeda pada tekanan dan suhu yang berbeda sesuai dengan penempatannya. Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa barel minyak di sini bukanlah satuan untuk menunjukkan ukuran volume secara umum, melainkan untuk menunjukkan volume dalam kondisi-kondisi tertentu.
Dengan demikian, dengan variasi kondisi yang mungkin terjadi, kemungkinan untuk mendapatkan konversi yang tepat sangatlah kecil kecuali jika koefisien ekspansi dari suatu minyak mentah dalam kondisi tertentu telah diketahui.
Kesimpulan
Bagaimana pendapatmu tentang satuan barel? Awalnya mungkin agak membingungkan ya, karena barel bisa diubah ke berbagai satuan, kayak satuan SI, mata uang, atau bahkan galon Amerika Serikat. Jadi, mungkin kamu awalnya pikir barel itu cuma sebatang drum buat angkut minyak aja, kan? Tapi, seiring waktu, barel punya arti baru, jadi satuan buat pastiin kita dapet minyak dengan adil.
Jadi, dulu barel memang buat angkut minyak, tapi sekarang jadi satuan buat jamin keadilan bagi konsumen. Semoga info tentang barel yang kami kasih di artikel ini bisa membantu ya!