Langkah-Langkah Identifikasi Bahaya untuk Meningkatkan K3 di Perusahaan Anda

Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko adalah elemen kunci dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007, terutama dalam klausul 4.3.1. Proses Identifikasi Bahaya dilakukan untuk merumuskan rencana penerapan K3 yang efektif di lingkungan perusahaan.

Proses ini mencakup identifikasi dampak lingkungan dari operasi perusahaan terhadap alam dan penduduk sekitar. Elemen-elemen yang diperhatikan meliputi kondisi tanah, kualitas air dan udara, penggunaan sumber daya energi, serta konservasi sumber daya alam lainnya, termasuk flora dan fauna di sekitar perusahaan. Memahami dan mengelola faktor-faktor ini sangat penting untuk meminimalkan risiko dan memastikan keberlanjutan operasional perusahaan.

Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan diย tempat kerjaย meliputi :

  1. Aktivitas Kerja Rutin dan Non-Rutin: Memantau dan mengelola semua jenis aktivitas kerja, baik yang dilakukan secara rutin maupun tidak, untuk memastikan keselamatan di tempat kerja.
  2. Aktivitas Semua Pihak: Mengawasi dan memastikan keselamatan semua individu yang memasuki tempat kerja, termasuk kontraktor, pemasok, pengunjung, dan tamu.
  3. Budaya dan Faktor Manusia: Memahami dan mengelola budaya kerja, kemampuan, dan faktor manusia lainnya yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.
  4. Bahaya Eksternal: Mengidentifikasi dan mengatasi bahaya dari luar lingkungan kerja yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
  5. Infrastruktur dan Material: Menjaga keamanan infrastruktur, perlengkapan, dan bahan (material) di tempat kerja, baik yang disediakan oleh perusahaan maupun oleh pihak lain yang terkait.
  6. Perubahan dan Usulan Perubahan: Mengelola perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas atau bahan/material yang digunakan untuk memastikan tidak ada dampak negatif terhadap keselamatan kerja.
  7. Perubahan Sistem Manajemen K3: Memastikan bahwa perubahan dalam Sistem Manajemen K3, termasuk yang bersifat sementara, tidak mengganggu operasi, proses, dan aktivitas kerja.
  8. Penerapan Peraturan: Mematuhi dan menerapkan peraturan perundang-undangan serta persyaratan lain yang berlaku terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
  9. Desain Tempat Kerja: Merancang tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, dan struktur organisasi dengan memperhatikan kemampuan manusia untuk memastikan keselamatan kerja yang optimal.

Memastikan poin-poin ini dipatuhi akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit kerja.

Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya sebagai berikut :

  1. Biologi: Jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, dan binatang yang dapat mengancam kesehatan tenaga kerja.
  2. Kimia: Bahan/material beracun, gas/uap/debu/cairan berbahaya, mudah meledak atau terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator, karsinogen, dan bahaya pernapasan serta yang membahayakan lingkungan.
  3. Fisik/Mekanik: Infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan, kendaraan, alat berat, kondisi ketinggian, tekanan, suhu ekstrem, ruang terbatas atau terkurung, cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran, dan ventilasi yang dapat mengganggu keselamatan kerja.
  4. Biomekanik: Postur atau posisi kerja yang tidak ergonomis, pengangkutan manual, gerakan berulang, serta ergonomi tempat kerja dan peralatan yang digunakan.
  5. Psikis/Sosial: Beban kerja berlebihan, masalah komunikasi, kendali manajemen yang buruk, lingkungan sosial di tempat kerja, kekerasan, dan intimidasi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan sosial tenaga kerja.
  6. Dampak Lingkungan: Pengaruh operasi perusahaan terhadap air, tanah, udara, sumber daya energi, sumber daya alam, serta flora dan fauna di sekitar tempat kerja.

Memperhatikan dan mengelola faktor-faktor ini secara efektif sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif.

Penilaian resiko menggunakan pendekatan metodeย matriks resikoย yang relatif sederhana serta mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.

Pengendalian resiko didasarkan padaย hierarkiย sebagai berikut :

  1. Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).
  2. Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih aman).
  3. Perancangan (modifikasi/instalasi sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area supaya menjadi aman).
  4. Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual di tempat kerja).
  5. Alat Pelindung Diriย (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan bahaya/resiko tinggi).

Keseluruhan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko didokumentasikan dan diperbarui sebagai acuan rencana penerapan K3 di lingkungan Perusahaan.

Berita Terbaru

Liputan TATV : Berkah Warung Sedekah SHA Solo

Warung Sedekah SHA Foundation, yang berlokasi di sebelah utara Gedung Wanita di Jalan Menteri Supeno No.3A, Manahan, Solo, kini menjadi sorotan media di Kota Solo. Daya tarik utamanya adalah kegiatan

Update Harga BBM Industri HSFO Terbaru

Bahan bakar minyak (BBM) memegang peranan penting dalam roda perekonomian dan operasional industri. Ketersediaannya yang stabil serta harga yang wajar menjadi dua hal krusial yang selalu menjadi perhatian pelaku industri.

Update Harga BBM Solar Industri HSD B35 Terbaru

Di tengah perkembangan industri dan teknologi yang pesat, kebutuhan akan energi, khususnya bahan bakar HSD, juga mengalami peningkatan. Sebagai salah satu varian dari bahan bakar high speed diesel, HSD B35

Update Harga BBM Industri Pertamax Terbaru

Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman sumber daya alam, memiliki kekayaan minyak bumi yang melimpah. Pertamax menjadi salah satu produk BBM unggulan yang sering digunakan oleh industri. Namun, bagaimana perkembangan harga

Update harga BBM Industri Pertamina Dex Terbaru

Dalam industri, kebutuhan akan bahan bakar berkualitas tinggi menjadi salah satu kunci keberhasilan operasional. Pertamina Dex, sebagai salah satu produk unggulan dari Pertamina, telah menjadi pilihan banyak industri di Indonesia.

Update Harga BBM Pertalite Industri Terbaru

Dalam dunia industri, keberadaan bahan bakar menjadi salah satu aspek vital yang mendukung kelancaran proses produksi. Salah satu jenis bahan bakar yang kerap digunakan adalah Pertalite. Sebagai informasi, Pertalite adalah

Translate ยป
Scroll to Top