Overheat pada mesin motor seringkali menjadi masalah yang meresahkan bagi para pengendara. Meskipun mematikan mesin untuk sementara dapat menjadi solusi sederhana, seiring berjalannya waktu, muncul kebutuhan akan pemahaman yang lebih mendalam dan solusi yang lebih efektif.
Penyebab mesin motor cepat panas bisa bervariasi, dan pemahaman terhadap komponen-komponen mesin yang terlibat adalah kunci untuk mengatasinya. Seiring dengan itu, solusi yang terbukti efektif adalah melakukan servis mesin secara rutin.
Metode sederhana seperti mematikan mesin memang bisa memberikan keringanan sesaat, namun, seringkali tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Melalui servis mesin, setiap komponen dapat diperiksa, dioptimalkan, atau bahkan diganti jika diperlukan.
Langkah pertama dalam mengatasi masalah overheat adalah mengidentifikasi penyebabnya. Apakah itu karena kurangnya pelumasan, sistem pendingin yang tidak efisien, atau masalah lainnya, servis mesin dapat membantu mengatasi setiap isu yang mungkin muncul.
Dengan memberikan perhatian khusus pada komponen-komponen yang rentan terhadap panas berlebih, seperti radiator, kipas pendingin, dan sistem pelumasan, servis berkala dapat meningkatkan performa mesin dan memperpanjang umur pakai motor.
Jadi, jika mesin motor terus-menerus mengalami masalah overheat, jangan ragu untuk memberikan perhatian lebih pada servis mesin secara berkala. Itu bukan hanya investasi dalam kenyamanan berkendara, tetapi juga cara terbaik untuk menjaga kesehatan mesin sepeda motor Anda.
Nah, berikut beberapa tips cara memperbaiki mesin motor yang cepat panas dengan beberapa langkah mudah:
Daftar Isi
Cara Mengatasi Mesin Motor Cepat Panas atau Overheat dengan Benar
Solusi pertama datang dari perbaikan sistem pelumasan sepeda motor, mesin motor overheat lantaran salah oli bisa di atasi dengan memperhatikan beberapa tips berikut.
Perhatikan SAE
SAE, atau Society of Automotive Engineers, sering diidentifikasi sebagai standar viskositas oli. Namun, makna SAE sebenarnya lebih terfokus pada standar kemampuan pelumas untuk menjaga konsistensi viskositasnya terhadap suhu mesin atau lingkungan sekitar.
Oli yang telah melewati uji SAE diakui sebagai oli yang dapat diandalkan, karena memenuhi kriteria tertentu yang disesuaikan dengan suhu mesin atau lingkungan. Contoh standar SAE untuk oli berdasarkan cuaca atau iklim di suatu negara mencakup:
- 15W-30: Cocok untuk cuaca panas, sangat sesuai untuk digunakan di Indonesia.
- 10W-30: Direkomendasikan untuk iklim sedang, ideal untuk Negara seperti Inggris.
- 5W-30: Dirancang untuk cuaca dingin, sangat efektif di negara dengan iklim seperti Swedia.
Pemilihan oli dengan standar SAE yang sesuai tidak hanya membantu mencegah mesin motor dari kelebihan panas, tetapi juga mengoptimalkan kinerja mesin karena memiliki bobot yang lebih ringan.
Overheat pada mesin motor seringkali berkaitan dengan sistem pelumasan yang kurang optimal, terutama akibat penggunaan oli yang tidak sesuai. Untuk mengatasi masalah ini, perhatikan beberapa tips berikut:
- Pilih Oli yang Sesuai: Pastikan oli yang Anda gunakan sesuai dengan rekomendasi pabrikan sepeda motor Anda.
- Lakukan Pergantian Oli Rutin: Oli mesin memiliki umur pakai terbatas. Melakukan pergantian oli secara rutin sesuai dengan jadwal yang disarankan pabrikan akan membantu menjaga kualitas oli dan mencegah penumpukan kotoran yang dapat menghambat pelumasan.
- Perhatikan Level Oli: Selalu periksa level oli secara teratur, terutama sebelum melakukan perjalanan jauh.
- Cek Sistem Pelumasan secara Berkala: Sistem pelumasan melibatkan berbagai komponen seperti pompa oli, filter, dan saluran pelumasan. Pastikan semuanya berfungsi dengan baik dan bersih.
- Gunakan Oli Berkualitas: Investasikan dalam oli mesin berkualitas tinggi yang dirancang khusus untuk mesin sepeda motor.
Pemilihan oli dengan ada SAE yang dianjurkan bukan hanya meminimalisir mesin motor cepat overheat tetapi juga memaksimalkan kinerja mesin motor tersebut karena lebih ringan.
Perbaikan Sistem Pembakaran
Pada umumnya, istilah “celah busi” sering menjadi sorotan di bengkel, terutama ketika telah digunakan untuk jangka waktu tertentu atau karena sejumlah faktor lain. Untuk mengatasi masalah ini, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Dapatkan feeler gauge, alat ini dapat dibeli di toko onderdil motor atau mobil dengan ketelitian mencapai 0,01mm. Aturlah celah busi dengan menggunakan feeler gauge, dengan cara memasukkan feeler gauge di antara elektrode dan ground, dengan ukuran celah busi sekitar 0,35-0,40mm, yang merupakan ukuran standar yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Tersedia beberapa pilihan celah, yaitu antara 0,35mm dan 0,40mm, disesuaikan dengan kebutuhan. Jika untuk kegiatan sehari-hari, disarankan menggunakan ukuran celah busi 0,35mm agar kinerja mesin lebih optimal. Namun, jika akan melakukan perjalanan jauh atau touring, disarankan menyetel dengan celah yang lebih besar, sekitar 0,40mm. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya panas berlebih pada mesin karena celah yang lebih renggang, sehingga mesin tetap berperforma baik.
Tak lupa, pastikan untuk membersihkan busi jika sudah terlalu kotor dengan menggunakan amplas sesuai standar yang berlaku.
Perbaikan Piston dan Ring Piston
Penanganan Masalah Piston yang Tidak Lancar, Apabila piston mengalami kendala, entah karena adanya kerak atau masalah lain, masih ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya. Jika masalahnya belum terlalu parah, kita dapat melakukan tindakan pembersihan. Jika terdapat kerak di kepala piston, segera bersihkan menggunakan amplas dengan tingkat kehalusan yang direkomendasikan. Selain itu, pastikan untuk membersihkan juga ruang bakar yang mungkin ikut terkena kotoran.
Penyetelan Celah Katup
Penyesuaian Celah Katup pada Mesin Motor Seperti halnya dengan celah busi, celah katup pada motor juga dapat mengalami perubahan seiring berjalannya waktu penggunaan. Untuk menangani hal ini, kita perlu mengukur celah katup dengan menggunakan feeler gauge. Proses ini mencakup pengukuran baik pada katup masuk maupun katup buang. Salah satu indikator bahwa katup motor mengalami masalah adalah munculnya bunyi menggelitik ketika mesin dinyalakan.
Penting untuk dicatat bahwa ukuran celah katup terbagi menjadi dua, yakni antara katup masuk dan katup buang. Umumnya, ukuran katup buang cenderung lebih besar, sesuai dengan standar pabrikan untuk celah katup motor.
Namun, setiap produk dapat memiliki standar pabrikan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ukuran standar celah katup yang diterapkan oleh pabrikan kendaraan untuk memastikan penyesuaian yang tepat.